Saptamori Hady: Manusia dan Keadilan

Manusia dan Keadilan

Dalam pembahasan kali ini yakni mengenai manusia dan keadilan… sebelumnya kita harus mengetahui apa itu sebenarnaya keadilan.  Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah. Keadilan meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbang antara hak dan kewajiban, tidak semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang.

Dalam kehidupan kita harus mengerti apa itu keadilan, karena hal ini bertujuan Agar kita sesama manusia bisa berlaku adil dan selalu mengutamakan kejujuran, karna dengan kejujuran itu keadilan mudah untuk di capai. Dan agar kita busa memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang.

Dasar kita mempelajari kadilan yakni kejujuran yang sangat berkaitan dengan kadilan. Baik berupa pengakuan dan perlakuan. Jujur itu berarti Jujur berarti pula menepati janji atau menepati sanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun apa yang masih di dalam hati (niat). Jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat itu terlahir dari kata-kata, padahal tidak di tepati maka kebohonganya di saksikan oran lain. 

Selain itu pada dasarnya manusia itu di ciptakan untuk melaksanakan keadilan baik sesame manusia itu sendiri baik sama tuhan yang telah menciptakan kita. Kalau sesame manusia kita harus berbuat apa yang haus kita lakukan agar sesame manusia itu sama-sama mendapat keuntungan dan sama-sama  mendapat kerugian pula. Jadi menyeimbangkan antara keduanya. Kalau sama tuhan perilaku keadilan yang harus kita cerminkan yakni kita harus melaksanakan apa yang telah di perintahkan seperti melaksanakan shalat dan lain –lain jadi kita harus bersikap adil. Tuhan telah menciptakan kita dan kita yg di ciptakan itu harus menaati semua pritah Nya dan menjauhi larangan Nya. Dan kalaupun kita tidak berbuat adil sesame manusia tuhan pun telah mengetahui itu. 

Sebagaimana contoh istilah keadilan yakni Keadilan di dalam masyarakat sama dengan asas yang di atasnya didirikan sebuah bangunan sedangkan ihsan sama dengan hiasan sebuah bangunan tersebut dengan cat dan warna-warnanya. Maka kita harus, pertama, membangun asas dulu kemudian baru mengecatnya dan juga memperindahkannya. Apabila bangunan ini telah siap tetapi lemah asasnya maka apakah faedahnya warna dan hiasan itu? Sedangkan apabila asas bangunan itu kukuh, maka tentunya bangunan itu dapat dihuni walaupun belum diperindahkan dan tanpa hiasan. Ada ketikanya satu bangunan itu berlebihan dalam hiasan dan kemewahan lahiriahnya namun asasnya tidak kukuh. Dalam keadaan seperti itu bangunan ini boleh runtuh apabila ditimpa bencana alam seperti hujan lebat. 

Selain itu di dalam agam islam keadilah itu sudah jelas sekali harus kita cerminkan dalam kehidupan sebagaimna firman Allah SWT :" Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berbuat adil dan berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran." (Al-Qur'an 16:90) , dan " Sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan Al-Mizan supaya manusia dapat menegakkan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasulNya sedangkan Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat Lagi Maha Perkasa." (Al-Qur'an 57:25)

Selain itu keadilan pun di ceminkan dalam pancasila yakni pada sila ke-2 yakni kemanusiaan yang adil dan beradab dan pada sila ke – 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Banyak sekali faktor yang memicu ketidak adilan yakni diantaranya :
  1. Faktor ekonomi
    Setiap orang berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan fikirkan.
  1. Faktor peradaban dan kebudayaan
    Peradaban dan kebudayaan sangat mempengaruhi mentalitas individu yaqng terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani, hamper pada setiap individu di dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan.
  1. TeknisHal ini juga menentukan arah kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kitapun mengedapankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan, atau bahkan mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan orang lain.

Yang lebih menyedihkkan yakni sekarang ini hokum di Indonesia yang tidak transparan yang bias di bayar dengan uang. Dan seakan-akan oran kecil selalu tertindas oleh orang beruang. Padahal itu sangat melanggar banyak norma. Seperti yang belum lama ini yakni penjara mewah yang di dalam nya terdapat kemewahan seakan – akan seperti rumah tinggal. Hal itu sungguh tidak adil dengan hukuman yang seharus nya diterima. 

Oleh karena itu kita selaku manusia yang beragama dan berpendidikan janganlah kita berlaku tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil bias akan mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.


Refrensi :
Notowidagdo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan ,Al-qur’an dan Hadist, 
Http/www.carin4mzil.blayspot.com, 
http://makalah-arsipku.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-keadilan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Saptamori Hady Urang-kurai